Sabtu, 08 Juni 2013

tulisan 6



Salam kerinduan bertangkai kasih sayang

Berawal dari sebuah perkenalan,pertemuan dan kasih sayang,maka akan timbul rasa cinta dalam diri kita sebagai insane. Cinta akan berbunga dikala kita merindukan orang yang kita cintai. Begitupun sebaliknya apabila cinta tidak ada rasa rindu dan kasih sayang maka bunga cintapun tak akan mekar seperti sedia kala. Semakin kuat mana kala kita memperoleh perhatian dan merasa dihargai oleh seseorang yang kita cintai,tapi ingat begitupun sebaliknya kita jangan hanya memikirkan kesenangan diri kita sendiri akan tetapi kitapun harus memikirkan kesenangan,kebahagian orang yang kita cintai dan sayangi.
Bertahannya cinta karena sebuah kesetiaan,tapi ingat cinta akan gugur dan layu mana kala cinta diselimuti oleh kebohongan,ketidak pengertian,ketidakpercayaan dan tidak ada perhatian dari orang yang kita sayang. 

tulisan 5




Menurutku ,,,

Keindahan bukanlah citra yang bisa engkau lihat

Juga bukanlah yang bisa engkau dengar

Namun lebih merupakan citra yang bisa engkau dengar

Sekalipun telingamu tertutup dan yang bisa kau lihat

Walaupun matamu terpejam

Keindahan,,,,,adalah taman bunga yang selamanya mekar dan

Diiringi malaikat yang selamanya terbang !!!

tulisan 4






Angin bawalah diriku pergi kemanapun kamu mau
Agar aku bisa lupakan mereka yang ku sayangi
                Burung kepakkan ke 2 sayapmu untuk terbang bersamaku
                Sehingga kemanapun aku pergi ka nada yang temani
Embun meneteslah selalu dipagi hari
Karna aku membutuhkannya untuk menyejukkan gerahnya hati
                Matahari terbenamlah disebalah barat
                Dengan begitu aku merasa tenang karna hari akhir masih jauh
Waktu lambatkanlah perputaramu
Jadi hari esok kan terasa lama tuk dijumpai
Namun,,,
Datang dengan segeralah hari esok
Jika hari ini telalu buruk bagi semuanya

Tulisan 3




Dear something,,,,,

                Hati ini makin hari semakin dingin dan menjadi sangat beku,ku merasa sangat susah untuk mencairkannya kembali. Jiwa ini sudah terlanjur remuk tak berbentuk,bagai bangunan yang tak berpondasi jiwa ini tak bisa disatukan kembali.

                Sungai yang mengalir dipelopak mata ini telah habis tak tersisa,kering kerontang dibuatnya. Senyum dibibir ini tiada lagi mekar setiap kali melihatnya,disetiap iringan langkah kaki diatas bumi ini selalu membuat kalbu ku bergetar. Seakan takut akan kehilangan surge cinta yang walaupun sebenarnyaku tahu itu tak akan jadi milik ku,sekalipun secepat kedipan mata.

                Kedua tangan ini hampir meminta belas kasih kepadanya yang tak tahu akan prikemanusiaan,telinga ini tuli tak ingin mendengar kata-katanya yang manis namun menyakitkan. Kini nafas ku semakin berkarat disetiap detik yang ku lalui dalam kesendirian yang tak berujung . Bagai orang yang pasrah tak akan menemui fajar ,kini diriku yang kurang akan segala-galanya ini terdiam berpangku tangan menunggu malaikat yang akan menjemput roh ku ,melepaskan ku dari keruwetan hidup yang tak bisa ku jalani dengan jalan yang selalu sempurna.

RESENSI FILM




Resensi film CINTA BRONTOSAURUS
Produser: Chand Parwez Servia,Fiaz Servia
Sutradara: Fajar Nugros
Pemeran:Raditya Dika,Eriska Rein,Soleh Solihin


Film ini berkisah tentang Dika (Raditya Dika), seorang penulis yang baru saja putus cinta dengan sang pacar, Nina (Pamela Bowie), setelah sekian lama menjalin hubungan. Semenjak patah hati itu, dia percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa dan berakhir.
Kegagalan cinta pribadi diolok-olok, dan bersamaan dengan itu pribadi yang melakoni. Pesona Raditya Dika (berperan sebagai dirinya sendiri) jadi jualan mumpuni di sini: lelaki muda, canggung di hadapan lawan jenis, seringkali melantur setiap diajak bicara. Dari awal film, kita sudah mendapati bagaimana ia sudah mengalami penolakan sejak usia dini. “Mau nggak jadi pacar gue?” tanya Dika kecil pada teman sekolahnya. “Najis lo,” begitu jawaban yang ia terima.
Cinta Brontosaurus mengingatkan akan komedi Warkop DKI. Apapun bisa disambung-sambungkan demi memancing tawa. Dalam film-film Warkop DKI, tak peduli apa ceritanya, yang penting ada perempuan cantik. Dalam Cinta Brontosaurus, tak peduli apa ceritanya, yang penting ada perempuan cantik. Kesannya: tak ada yang lebih penting di dunia ini daripada perempuan, perempuan, perempuan, dan birahi lelaki. Sepanjang film yang kita dapati adalah galeri patah hati Dika, mulai dari putus karena pacarnya merasa kurang diperhatikan, gagal kencan karena teman kencan mendadak melahirkan, hingga dianggap lebih rendah daripada monyet peliharaan orang tua pacar. Jangan heran. Dalam Cinta Brontosaurus, apapun mungkin, asal berhubungan dengan perempuan.
Dalam Cinta Brontosaurus, kita mendapati Dika dan Jessica (Eriska Erin) pacaran di atas pom bensin, jenis kencan yang sebenarnya tidak logis tapi belum pernah kita lihat sebelumnya di film Indonesia. Ada pula adegan ikonik lainnya, yakni ketika Dika dibonceng agennya, Kosasih (Soleh Solihun), naik motor malam-malam. Kosasih pakai handuk pink motif bunga-bunga.
Cinta Brontosarus mengingatkan akan permasalahan film-film Nugros: koherensi. Film-filmnya tersusun atas momen-momen yang mencolok secara visual, tapi tidak jelas dasarnya apa. Cinta Brontosaurus sebenarnya berada di posisi unik. Ceritanya tidak butuh koherensi. Justru karena ia terdiri dari kepingan-kepingan guyonan, kita bisa paham kalau cinta itu banal karena punya masa kadaluarsanya, seperti yang disuarakan Raditya Dika sepanjang film. Ironisnya, pembuat film seperti terbebani untuk memberi pesan moral untuk mengikat semua yang dialami Dika, bahwasanya “sayang tidak butuh alasan” dan “cinta pasti kadaluarsa, yang penting bagaimana kita menerima pasangan”. Pesan-pesan ini entah sudah diulang berapa kali dalam sejarah sinema dunia, mengganggu ritme film, dan tidak menambah apa-apa bagi tumbuh kembang protagonis maupun nilai cerita.
Cinta Brontosaurus mengingatkan akan klise-klise dalam film komedi-roman Indonesia. Lelaki bisa berbuat salah, tapi perempuan seakan-akan tak punya reaksi lain selain mengambek, mata melotot, bentak-bentak. Perempuan juga seperti tak punya fungsi dalam dunia ini, kecuali salonan, belanja berkantong-kantong, dan menjadikan pacarnya kuli panggul belanjaan. Ternyata bukan cinta saja yang bisa kadaluarsa. Film juga.

RESENSI


Pengertian Resensi

Dalam bahasa Latin resensi atau recensie artinya "melihat kembali, menimbang atau menilai". Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi memiliki arti pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Tindakan meresensi memiliki arti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku. Jadi, resensi ialah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya sastra (cerpen, novel, drama/film, puisi).
Tujuan Resensi : 
1.    Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam suatu karya.
2.    Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah karya yang diresensi itu merupakan suatu karya yang bermutu atau tidak.
3.    Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah buku itu layak untuk dibaca.

Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

   1.       Membuat judul resensi Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti   tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

    2.       Menyusun data buku
a         Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b        pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada      buku.);
c         penerbit;
d        tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e         tebal buku;
f          harga buku (jika diperlukan).

   3.       Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a.       memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b.       membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c.       memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d.      memaparkan keunikan buku;
e.      merumuskan tema buku;
f.        mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g.       mengungkapkan kesan terhadap buku;
h.      memperkenalkan penerbit;
i.         mengajukan pertanyaan;
j.         membuka dialog.

   4.       Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a         sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b        ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c         keunggulan buku
d        kelemahan buku
e        rumusan kerangka buku;
f          tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g          adanya kesalahan cetak

    5.       Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.